Bukalapak adalah salah satu platform e-commerce terkemuka di Indonesia dan Asia Tenggara, dengan lebih dari 100 juta pengguna dan 13,5 juta pelapak. Pada Agustus 2021, Bukalapak menjadi perusahaan unicorn pertama yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode BUKA.
Bagi Anda yang tertarik untuk berinvestasi di saham Bukalapak, ada beberapa keuntungan dan risiko yang perlu dipertimbangkan.
Keuntungan berinvestasi di saham Bukalapak:
– Anda memiliki kesempatan untuk mendapatkan dividen atau pembagian laba dari perusahaan jika kinerjanya baik. Dividen adalah bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham secara berkala. Besarnya dividen tergantung pada kebijakan manajemen dan kondisi keuangan perusahaan.
– Anda memiliki potensi untuk mendapatkan capital gain atau kenaikan harga saham jika permintaan pasar meningkat. Capital gain adalah selisih antara harga jual dan harga beli saham. Jika Anda menjual saham dengan harga lebih tinggi dari harga belinya, Anda akan mendapatkan capital gain. Sebaliknya, jika Anda menjual saham dengan harga lebih rendah dari harga belinya, Anda akan mengalami capital loss.
– Anda mendukung perkembangan ekonomi digital Indonesia dan membantu para pelaku UMKM yang berjualan di Bukalapak. Dengan berinvestasi di saham Bukalapak, Anda turut berpartisipasi dalam memajukan industri e-commerce nasional yang memiliki prospek cerah di masa depan. Selain itu, Anda juga ikut memberikan dukungan kepada jutaan pelapak UMKM yang menggunakan platform Bukalapak sebagai sarana berjualan online.
Risiko berinvestasi di saham Bukalapak:
– Anda bisa mengalami capital loss atau penurunan harga saham jika permintaan pasar menurun atau ada faktor negatif yang mempengaruhi perusahaan. Harga saham bisa naik turun sesuai dengan dinamika pasar dan kinerja perusahaan. Jika ada isu negatif seperti persaingan ketat, regulasi pemerintah, krisis ekonomi, dll., maka harga saham bisa anjlok dan merugikan investor.
– Anda bisa menghadapi risiko likuiditas atau kesulitan menjual saham jika volume transaksi rendah atau tidak ada pembeli. Likuiditas adalah kemampuan untuk menjual aset dengan cepat tanpa mengurangi nilainya secara signifikan. Saham yang likuid artinya mudah diperjualbelikan kapan saja dengan harga wajar sesuai pasar. Namun, jika volume transaksi saham rendah atau tidak ada pembeli yang tertarik, maka investor bisa kesulitan menjual sahamnya atau harus menjualnya dengan diskon besar.
– Anda harus siap menghadapi fluktuasi harga saham yang bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti sentimen pasar, persaingan bisnis, – strategi pemasaran, dll. Harga saham bisa berubah sewaktu-waktu tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Oleh karena itu, investor harus selalu memantau perkembangan pasar dan melakukan analisis fundamental dan teknikal sebelum membeli atau menjual saham.

Prospek kinerja Bukalapak di masa depan:
– Bukalapak memiliki visi untuk menjadi platform e-commerce terdepan di Indonesia dan Asia Tenggara dengan memberikan layanan yang mudah, aman, dan nyaman bagi pengguna dan pelapak. Bukalapak juga berkomitmen untuk mengembangkan ekosistem digital yang inklusif dan berkelanjutan dengan menghadirkan berbagai produk dan layanan seperti Bukamall, BukaGlobal, BukaPengadaan, BukaRupa, Mitra Bukalapak, BukaDana, BukaReksa, dll.
– Bukalapak memiliki potensi pertumbuhan yang besar mengingat penetrasi e-commerce di Indonesia masih rendah dibandingkan negara-negara lain di kawasan. Menurut data e-Conomy SEA 2020 dari Google-Temasek-Bain & Company, nilai transaksi e-commerce di Indonesia mencapai US$ 32 miliar pada 2020 dan diproyeksikan akan tumbuh menjadi US$ 83 miliar pada 2025 dengan laju pertumbuhan tahunan (CAGR) sebesar 21%.
– Bukalapak memiliki keunggulan kompetitif dalam hal jangkauan pasar yang luas dan loyalitas pelanggan yang tinggi. Bukalapak memiliki lebih dari 6 juta mitra warung yang tersebar di seluruh Indonesia sebagai agen penjualan online maupun offline. Bukalapak juga memiliki tingkat retensi pelanggan (customer retention rate) sebesar 85% pada kuartal II-2021, tertinggi di antara pesaingnya.
Rekomendasi analis terkait saham Bukalapak:
– Menurut analis PT Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma, saham Bukalapak layak dikoleksi karena prospek bisnisnya yang cerah dan valuasinya yang menarik. Ia menilai bahwa harga saham Bukalapak saat ini masih undervalue atau murah dibandingkan dengan valuasi perusahaan-perusahaan sejenis di kawasan seperti Sea Group atau Alibaba. Ia memberikan rekomendasi beli dengan target harga Rp 1.500 per saham.
– Menurut analis PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya, saham Bukalapak memiliki potensi upside atau kenaikan harga yang cukup besar jika mampu meningkatkan pendapatannya dari sumber-sumber non-transaksional seperti iklan atau jasa keuangan. Ia menilai bahwa pendapatan non-transaksional bisa menjadi pendorong utama pertumbuhan margin laba bersih perusahaan di masa depan. Ia memberikan rekomendasi beli dengan target harga Rp 1.200 per saham.
– Menurut analis PT Indopremier Sekuritas MNC Sekuritas Herditya Wicaksana, saham Bukalapak memiliki prospek yang cukup menarik karena memiliki pangsa pasar yang besar dan beragam di sektor e-commerce. Ia menilai bahwa Bukalapak bisa memanfaatkan peluang dari pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia yang masih terbuka lebar. Ia memberikan rekomendasi beli dengan target harga Rp 1.100 per saham.
Catatan: Informasi di atas bersifat informatif dan bukan merupakan saran investasi. Setiap investor harus bertanggung jawab atas keputusan investasinya sendiri. Risiko investasi di pasar modal cukup tinggi dan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kondisi makroekonomi, regulasi, kompetisi.